Andaikan, rencana ini sudah aku rancang sedari dulu, sedari aku masih duduk di bangku SMK kelas satu, saat aku masih hidup bersama orang tuaku. 

Andaikan, dulu aku sudah bertekad untuk ini semua, menentukan satu tujuanku yang aku pilih sendiri, menolak apapun hal yang menggiurkan yang tak menjamin untuk mencapai tujuanku nanti. 

Kini sekarang aku jauh dari jangkauan beranda, jauh dari orang tua. Tujuanku ini adalah sebuah resiko besar bagiku. Jika sampai aku salah langkah, aku bisa diusir dari kosan karena tidak mampu membayar sewa, atau aku bisa mati kelaparan atau kedinginan nantinya. 

Ini tidak main-main! Aku harus pantenkan keputusanku, belajar menolak dari segala hal yang tidak sesuai dengan tujuan yang aku pilih sendiri. Menolak dari segala hal yang nantinya merugikan aku sendiri. 

Masih di tahap penyesalanku, andaikan dulu aku bisa konsisten dengan satu tujuanku, tidak tergiur dengan omongan-omongan orang lain. Aku tidak akan menjadi seperti ini sekarang, aku  pasti akan hidup senang seperti teman-temanku yang telah berhasil merintis karier yang dipilihnya sendiri. 

Dan kini aku menyadari di masa-masa SMK adalah masa kesempatan untuk menentukan tujuan hidupku nanti, kesempatan berjalan 3 tahun, waktu yang cukup lama untuk merancang sebuah kehidupan setelah lulus sekolah nanti. 

Tapi kenapa aku baru mempunyai pemikiran seperti ini sekarang, kenapa tidak dari dulu? Yaa, ini hanya sekadar penyesalanku. Sekarang aku hanya bisa mengandai-andai. 

Andaikan, waktu bisa ditarik kembali ke masaku SMK, aku akan merancang ulang jalan hidupku. Tapi sayangnya, tidak bisa.