Dulu aku pernah bersinar, memerah jingga seperti senja. Cukup indah memang masa itu, tapi setelahnya, gelap malam penuh kalut menelanku. 

Hanya karena aku salah melangkah, aku tergelincir ke dasar, hilang dan tenggelam, digulung ombak-ombak kegagalan. 

Tak kau dengar lagi kabarku, tak tampak lagi senyumku, tak tampak lagi tawaku, dan angan-anganku. 

Kesalahan ini menghukumku begitu kejam hukumannya, merampas semua tentang diriku, tentang namaku, suaraku, dan mimpi-mimpiku. 

Berusaha sekuat mungkin untuk kembali, teriakanku lantang meminta pertolongan. Tapi tidak ada siapapun yang mendengarku, mungkin kau sudah menganggapku hilang, atau mungkin sudah tiada. 

Sungguh, kesalahanku ini cukup berat hukumannya. 

Dengan segala upaya aku lakukan, untuk bisa kembali ke permukaan. Berusaha mendapat pengakuanmu, bahwa aku masih ada. Tapi ironisnya, aku masih berada di dasar, aku masih dihukum dengan kesalahanku di masa lalu. 

Entah sampai kapan hukuman ini berakhir, aku lelah rasanya. Mencoba menjadi kuat, menyembunyikan segala penderitaan yang sebenarnya. 

Harapku, kau masih menungguku di sana. Menyambut kedatanganku, dan membuktikan bahwa aku masih ada. 

Setelah sekian lama aku tenggelam dan hilang.